Selasa, 30 Oktober 2012

Filosofi Abadi Rukun Islam


Purbalingga – Sejarah Islam di pulau Jawa tak lepas dari peran para wali penyebar ajaran islam. Dimulai dari para pedagang dari Timur Tengah hingga muncul para priyayi yang memilih jalan sebagai sufi dan penyebar agama Islam seperti halnya Sunan kalijaga. Wali Songo mungkin adalah salah satu yang termasyhur namun tidak banyak yang  tahu sebelum generasi Wali Songo juga terdapat beberapa wali yang konon lebih dulu menyiarkan agama Islam.
Salah satunya adalah Pangeran Makhdum Cahyana yang merupakan kerabat dari Syekh Jambukarang atau R. Mundingwangi yang merupakan putra mahkota dari raja Padjajaran 1, Brawijaya Mahesa Tandreman. Pangeran Makhdum Cahyana terkenal sangat sakti ini menyiarkan agama islam di sebuah tempat yang kini bernama desa Grantung, kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga hingga dia wafat dan di semayamkan di sebuah tempat yang dinamakan Suro. Menurut Juru Kunci Di Suro tempat dia di semayamkan dia meninggalkan beberapa peninggalan yang memiliki filosofi sesuai dengan rukun islam. Suro sendiri sekarang jadi tempat ziarah yang selalu ramai dikunjungi oleh peziarah terutama saat Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon. Para peziarah melakukan ibadah yang sudah berjalan  turun temurun dalam ziarahnya agar tak melupakan tentang pilar-pilar agama islam yaitu syahadat, solat, zakat, puasa dan haji yang diwujudkan lewat bangunan-bangunan yang terdapat di Suro.  Bangunan-bangunan yang  jadi wujud rukun islam tersebut diantaranya:
1.      Pintu masuk Suro
-          Pintu masuk Suro melambangkan rukun islam pertama yaitu syahadat. Hal ini dilakukan agar umat islam yang datang ke petilasannya tak melupakan syahadat yang merupakan pintu awal menjadi seorang muslim.
  Langgar ( mushola) peninggalan Pangeran Makhdum Cahyana yang sedang direnovasi
2.      Langgar ( Mushola )
-          Langgar yang terdapat di Suro melambangkan betapa pentingnya bagi seorang muslim untuk mendirikan solat.  Saat berada di suro dianjurkan untuk melakukan solat wajib maupun sunat dalam melakukan ziarah. Sholat merupakan Rukun islam yang kedua yang merupakan tiang agama islam dan hal yang  pertama akan  ditanyakan di alam kubur dan alam akhirat.

Lumbung padi yang melambangkan tentang  Zakat
3.      Lumbung Padi
-          Lumbung  Padi melambangkan rukun islam ketiga yaitu  Zakat.  Para peziarah biasanya membawa sejumput padi untuk dikumpulkan dalam lumbung.  Nantinya padi di lumbung tersebut akan digunakan untuk konsumsi saat sedang melakukan kerja bakti dan gotong royong.
4.      Sebuah  Aula
-          Aula tersebut melambangkan puasa. Biasanya aula tersebut digunakan untuk bertirakat dan berpuasa bagi para peziarah yang menginap namun saat Selasa dan Jumat Kliwon saat peziarah membludak di Aula tersebut digunakn untuk tahlilan.
5.      Makam Pangeran Makhdum Cahyana
-          Di makam ini ada ritual unik yang melambangkan iba dah haji. Para peziarah akan memutari makam seperti saat melakukan thawaf di Ka’bah.
Makam Pangeran Makhdum Cahyana
Walaupun banyak pro kontra tentang ritual ziarah tersebut di Suro karena banyak diselewengkan untuk meminta hal duniawi secara instan namun disana kita bisa belajar tentang hal yang sering kita lupakan sebagai umat islam yaitu rukun islam. Umat islam saat ini  bukan hanya telah banyak yang lupa sholat bahkan syahadat pun mereka mungkin masih gamang. Pangeran Makhdum Cahyana mencoba mengabadikan rukun islam lewat bangunan-bangunan peninggalannya dengan harapan walaupun dia telah wafat agar islam tetap tegak dan dilupakan begitu saja.

Dokumentasi dan reportasi :
Untung Pramono

Selasa, 09 Oktober 2012

Sate Kecil bebas Lemak Ala Blora

Sate, makanan yang satu ini tentunya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Soal rasa, tidak diragukan lagi, nikmat dan gurih, sehingga membuat makanan ini digemari oleh masyarakat di semua golongan. Saat ini sate hadir dengan berbagai variasi daging yang digunakan. Dimulai dari daging ayam, daging kambing, daging lembu, kuda, hingga kelinci.
Bagi Anda penggemar sate, sudahkah Anda mendengar sate blora? Blora merupakan salah satu  kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang berikota Blora, sekitar 127 km sebelah timur Semarang. Penasaran seperti apa sate Blora tersebut?Tidak perlu jauh-jauh ke Blora karena rasa penasaran Anda tersebut dapat Anda temukan jawabannya di Depot Blora, salah satu restoran yang terletak di daerah Sagan, Jl. Prof. Dr. Ir. Herman Yohanes No. 1065 Yogyakarta.
Saat menyantap Sate blora ala Depot Blora ini, tidak perlu cemas akan rasa amis dari lemaknya , karena Anda tidak akan menemukannya disini. Sate Blora  yang terdiri dari daging ayam kampung muda ini  tidak dicampur dengan lemak. Jadi, sate tersebut asli daging tanpa campuran gajih.Untuk kuah dari sate ini sendiri terdiri dari santan dan kacang. Ketika Anda mulai menikmati sate blora, Anda akan  mulai menebak-nebak bagaimana sate ini dapat menjadi begitu gurih, sekilas seperti terdapat bumbu serundengyang meresap hingga kedalam daging ayam kampung muda itu.
Untuk kenyamanan tempat, Anda tidak perlu khawatir, Depot Blora telah didesain dengan rapi, bersih dan ciamik untuk anda. Ukuran sate blora memang tidak sebesar sate pada umumnya, namun slogan ‘kecil yang menggigit’ tepat untuk sate yang satu ini. Selain menu sate Blora, anda juga dapat mencicipi menu lain yang sayang untuk dilewatkan, seperti nasi soto ayam blora dengan tambahan kletuk, lontong tahu, nasi goreng dan masih banyak lagi menu lainnya. Tidak terhenti disitu, menu minuman juga tak  kalah lengkap, dimulai dari sekoteng, jus, es roti, saparella, wedang ronde, bajigur, dan lain sebagainya.
Menikmati kekhasan cita rasa masakan Blora di restoran iniakan membuat anda seakan dibawa menginjakkan  kaki di Kabupaten Blora. Anda dapat berkunjung ke Depot blora ini mulai pukul 10.00 – 22.00 WIB. (Rintriani)





Selasa, 02 Oktober 2012

Profile Editor

Ini saya, Rintri Ani Pardede. Lahir di Tembilahan, INHIL-Riau pada 7 September 1992. mendengarkan musik, membaca buku kreatif, dan menulis adalah merupakan hal-hal yang tidak pernah saya lewatkan di setiap harinya. selalu tertarik pada seni, musik, iklan, film, penulisan naskah, fashion hingga kamera. dalam penyelesaian blog ini, saya bertanggungjawab sebagai editor. prinsip saya dalam setiap hal yang dilakukan adalah 'lakukan yang terbaik dan bertanggungjawablah hingga akhir.
Motto : be good by doing good, be sucess by doing best, be definitely you, n show it. keep your spirit everyone....

Profile Pemimpin Redaksi

Saya adalah orang yang bisa dibilang pendiam, tapi saya tidak biusa diam. Pasti bingung kan? Nah saya sendiri juga bingung. Yang jelas nama lengkap saya Khoirul Zaenal Abidin, seorang laki-laki cakep kelahiran Kediri, pada hari Rabu, tanggal 15 Nopember 1989. Cukup tua juga kan, tapi biar umur tua, saya tetap kelihatan imut (hehe). Jabatan saya di MARIWISATA adalah sebagai Pemipin Redaksi, jadi tanggung jawab saya sangat besar sekali di Majalah On Line ini. Saya memiliki motto hidup “Jangan pernah merasa lelah untuk selalu Belajar dan Berproses dalam kehidupan, percayalah pasti bisa melakukannya, meski hasil belum tentu memuaskan”.
Jika ditanya mengenai hobby, langsung saya jawab dengan tegas “Menyanyi” (hehe). Bagi saya tiada hari tanpa menyanyi, rasanya kalau sehari saja ngga’ olah bibir dengan berdendang, kayak kurang manteb. Kalo masalah makanan favorit hmmmm,,, dengan lantang langsung akan saya jawab “yang gratis” (hehe).
Mungkin cukup itu saja yang bisa saya ceritakan disini, mungkin kalau Anda ingin lebih tahu tentang saya silahkan menghubungi saya di 08*738694147. Atau mengirim email ke alamat ini khoirulza@gmail.com
terimakasih

Kontak

Alamat Redaksi
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Jl. Laksda Adisutjipto, Yogyakarta
email. wisatamari@gmail.com
phone. 087738694147
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India