Selasa, 20 November 2012

Yang Tersembunyi di Pedesaan


Nuansa pedesaan yang damai serta jauh dari lalu lalang kendaraan besar  jalanan kota tak menyebabkan desa yang satu ini menjadi sunyi. Di sebuah ujung jalan buntu tepatnya di tengah perkampungan yang bernama Code, Bantul sekitar 15 kilometer dari kota Yogyakarta ke arah selatan terdapat satu tempat yang ramai oleh kendaraan pribadi. Kendaraan dengan nomor plat Jogja maupun luar  Jogja terparkir rapi di tempat ini.  Tempat yang dimaksud adalah Warung Bakmi Mbah Mo. Warung ini merupakan warung bakmi jawa yang sangat terkenal. Lokasi Warung Bakmi Mbah Mo ini dapat ditempuh melewati jalan Bantul maupun jalan Parangtritis. Bila ingin melewati jalan Bantul, dari perempatan Klodran yang di dekatnya ada Masjid Agung Bantul, kita ambil ke arah timur lurus terus sampai ke Desa Code. 

 













Walaupun lokasinya berada di tengah perkampungan, namun Warung Bakmi Mah Mo ini selalu ramai dikunjungi oleh para pelanggannya yang datang dari Jogja dan luar Jogja. Jika biasanya mengantri merupakan hal yang dihindari oleh orang-orang, namun lain hal nya jika telah sampai di tempat ini. Di Warung Bakmi Mbah Mo, orang rela antri berjam-jam demi menikmati satu porsi bakmi. Jadi jangan heran, bagi  Anda yang baru pertama kali menginjakkan kaki di warung ini harus bersabar dan rela mengantri panjang untuk menikmati kelezatan masakan bakminya yang spesial.
Warung Bakmi Mbah Mo buka mulai pukul 5 sore hingga pukul 11 malam. Menu yang kondang di Warung Bakmi Mbah Mo ini adalah bakmi godognya, namun di sini juga menyajikan menu lainnya seperti bakmi goreng yang juga sangat lezat, dengan minuman teh nasgitelpet maupun wedhang jahe yang hangat. Di Warung ini, layaknya dapur-dapur di rumah jawa sederhana pada umum nya. Terdapat sebuah panci besar di atas tungku arang berisi kaldu ayam yang sedang menggelegak, kaldu inilah yang menjadi bahan utama pembuat mie godhok yang tersohor kelezatannya itu. 


Ternyata yang menyebabkan panjangnya antrian di warung ini bukan hanya karena keramaiannya, melainkan juga karena proses memasak bakmi yang memang terhitung cukup lama dibanding warung bakmi lainnya. Usut punya usut ternyata bakmi dimasak secara satu persatu di sebuah panci besar diatas tungku arang. Artinya satu porsi dimasak secara satu persatu, tidak seperti warung lain yang memasak satu menu untuk beberapa porsi. Jadi wajarkan  jika kita harus mengantri lama di sini? Namun cara yang berbeda inilah yang menjadikan rasa bakmi menjadi lezat dan memiliki ciri khas. (Rintriani)
.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India