Sarapan adalah saat yang tepat mengembalikan tenaga untuk beraktifitas di siang hari. Bagi yang jenuh dengan sarapan yang biasa-biasa saja anda bisa mencoba sate kuda yang terletak di seberang jembatan Gondolayu. Salah satu tempat makan sate kuda paling terkenal di Jogja adalah Sate Kuda Gondolayu di Jl. Jenderal Sudirman 25. Warung sate kuda yang dikelola Bu Parti ini beroperasi mulai tahun 1997. Warung sate yang buka sejak pukul 08.00-22.00 ini bisa jadi alternatif yang cocok untuk mengoyang lidah di pagi hari.
Untuk satu porsinya yang berisi enam tusuk, dengan sepiring nasi dan es
teh dihargai Rp. 20.000. Sate kuda yang disajikan dengan bumbu kecap dengan
tambahan irisan kol mentah, lombok dan irisan tomat dan bawang merah. Sate
daging kuda rasanya kenyal, empuk dan sedikit berserat seperti daging ayam,
hampir seperti daging sapi namun tak berlemak. Keunikannya adalah baunya yang
sangat tajam, harum, dan menggugah selera.
Selain rasanya yang enak dan empuk
sate kuda juga memiliki manfaat yang banyak jika anda rutin menyantapnya. Daging kuda diantaranya dapat menyembuhkan capek-capek,
pegal linu, rematik, sesak napas, eksim, epilepsi serta sangat bermanfaat bagi
yang menderita darah tinggi karena dapat menetralkan kandungan Hb dalam darah.
Selain itu pula daging kuda ternyata bergizi tinggi dengan kandungan
kolestrolnya yang rendah, karena daging kuda tidak berlemak dengan seratnya
yang kasar dan besar. Sehingga sangat cocok di
jadikan sate.
Selain untuk sarapan anda juga bisa menikmati sate kuda di siang hari,
atau malam hari karena warung sate ini buka sampai malam hari. Sate kuda juga
sangat cocok jika dimakan saat cuaca terasa dingin semisal saat gerimis atau
hujan karena walau tak berlemak tapi badan akan terasa hangat setelah menyantap
sate kuda ini. Sate Kuda Gondolayu juga telah mendapat apresisi dari Kompas
yang pernah mengangkat kuliner ini di tahun 2004 karena proses pengolahannya
yang beda dengan daging lainnya dan juga memiliki pelanggan yang tidak cuma wisatawan
lokal namun juga wisatawan mancanegara. (Untung Pramono)
0 komentar:
Posting Komentar