Wisata merupakan suatu cara yang dapat dimanfaatkan untuk menyegarkan pikiran setelah sekian lama berkutat dalam rutinitas. Banyak pilihan yang dapat kita ambil untuk berwisata. Di Indonesia berbagai tempat wisata ditawarkan dengan berbagai macam tipe. Misalnya wisata alam, wisata religi, wisata kuliner, wisata budaya, dll. Di Jawa Tengah khususnya Kabupaten Wonogiri terdapat tempat wisata alam yang unik dan membuat orang-orang heran saat mendengar namanya. Masyarakat sekitar menyebut tempat ini dengan sebutan kahyangan. Kahyangan?? Ya, Memang sebuah nama yang aneh. Dalam bayangan tempat dengan nama kahyangan pasti berhubungan dengan bidadari dan dewa-dewa.
Asal nama Kahyangan memang berhubungan dengan bidadari. Tempat ini merupakan pertemuan antara Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kidul. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, Kanjeng Ratu Kidul merupakan bidadari yang bernama Nawang Wulan yang dihukum tidak boleh kembali ke kahyangan karena menikah dengan manusia.
Kahyangan terletak di desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo sekitar 60 km arah tenggara Kabupaten Wonogiri. Akses yang ditempuh untuk mencapai tempat wisata ini juga relatif mudah. Bisa dilalui dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam. Sesampainya di Kahyangan, pengunjung akan disambut dengan celah sempit dari dua batu besar yang berimpitan sehingga hanya dapat dilewati oleh satu orang saja. Setelah itu pengunjung akan mendapati goa yang terletak di atas kedung. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, goa inilah yang digunakan sebagai tempat pertapaan Panembahan Senopati Mataram dan Pangeran Sambernyowo.
Tempat wisata ini memiliki keunikan lain yang mampu mencengangkan pengunjung yang bertandang ke sini yaitu Air Terjun dengan pohon yang tumbuh di tengah alirannya. Sulit untuk menjelaskan apa yang menyebabkan pohon tersebut mampu berdiri dengan kokoh bahkan diterjang oleh aliran air terjun yang sangat deras. Karena tempat ini dipercaya sebagai tempat pertemuan Kanjeng Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati, maka pengunjung yang ingin berenang di air terjun dan sungai tidak diperbolehkan mengenakan pakaian berwarna hijau. Selain itu, hal unik lainnya yaitu sebuah batu yang berbentuk seperti payung yang dikenal dengan sebutan Selo Payung.
Untuk dapat memasuki tempat wisata ini, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar Rp 3000,00. Sungguh tempat wisata yang menakjubkan, berpemandangan indah dan biaya yang harus dikorbankanpun sangat terjangkau. Disekitar tempat wisata ini terdapat pula tempat-tempat makan dan peristirahatan yang bisa dikunjungi jika Anda merasa lelah setelah berjalan-jalan.
Menurut Camat Tirtomoyo, Teguh Wahyatmo, perhatian terhadap keberadaan Kahyangan ini tidak hanya ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri saja melainkan pihak Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang juga ikut berpartisipasi. (Adelinta)
Asal nama Kahyangan memang berhubungan dengan bidadari. Tempat ini merupakan pertemuan antara Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kidul. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, Kanjeng Ratu Kidul merupakan bidadari yang bernama Nawang Wulan yang dihukum tidak boleh kembali ke kahyangan karena menikah dengan manusia.
Kahyangan terletak di desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo sekitar 60 km arah tenggara Kabupaten Wonogiri. Akses yang ditempuh untuk mencapai tempat wisata ini juga relatif mudah. Bisa dilalui dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam. Sesampainya di Kahyangan, pengunjung akan disambut dengan celah sempit dari dua batu besar yang berimpitan sehingga hanya dapat dilewati oleh satu orang saja. Setelah itu pengunjung akan mendapati goa yang terletak di atas kedung. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, goa inilah yang digunakan sebagai tempat pertapaan Panembahan Senopati Mataram dan Pangeran Sambernyowo.
Tempat wisata ini memiliki keunikan lain yang mampu mencengangkan pengunjung yang bertandang ke sini yaitu Air Terjun dengan pohon yang tumbuh di tengah alirannya. Sulit untuk menjelaskan apa yang menyebabkan pohon tersebut mampu berdiri dengan kokoh bahkan diterjang oleh aliran air terjun yang sangat deras. Karena tempat ini dipercaya sebagai tempat pertemuan Kanjeng Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati, maka pengunjung yang ingin berenang di air terjun dan sungai tidak diperbolehkan mengenakan pakaian berwarna hijau. Selain itu, hal unik lainnya yaitu sebuah batu yang berbentuk seperti payung yang dikenal dengan sebutan Selo Payung.
Untuk dapat memasuki tempat wisata ini, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar Rp 3000,00. Sungguh tempat wisata yang menakjubkan, berpemandangan indah dan biaya yang harus dikorbankanpun sangat terjangkau. Disekitar tempat wisata ini terdapat pula tempat-tempat makan dan peristirahatan yang bisa dikunjungi jika Anda merasa lelah setelah berjalan-jalan.
Menurut Camat Tirtomoyo, Teguh Wahyatmo, perhatian terhadap keberadaan Kahyangan ini tidak hanya ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri saja melainkan pihak Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang juga ikut berpartisipasi. (Adelinta)
0 komentar:
Posting Komentar